Kalimat itu yang menjadikan aku menulis kembali hari ini,
mungkin juga ini akan menjadi angkaian untuk tulisan berikutnya tapi bisa juga
tidak, entah bisa di bilang sebuah pesan ataupun bukan tapi aku hanya ingin
bercerita, bukan untuk kamu atau siapapun, aku hanya ingin menulis bukan untuk
kamu, hanya saja aku tak pernah mampu bercerita pada siapapun, disinilah aku
bercerita, disinilah semua akan akan membaca, tapi bukan untuk kamu. Aku bercerita
hanya untuk diriku sendiri.
Beberapa orang yang mengenal aku, mengatakan aku “freak”,
tai lah sama kata itu, apa peduliku aku dikatakan “freak”. Beberapa lainnya
mengatakan aku pintar bersandiwara. Ya anggap saja begitu… dan topeng di dalam
topeng adalah aku.
Kebenaran tentang diriku hanya Dia yang tau, bahkan aku
sendiri tidak pernah tahu siapa aku, mungkin aku telah terjebak dalam ribuan
topeng yang aku 0pakai, mungkin aku terjebak pada karakter yang aku tiru. Copy-paste
karakter, itulah topengku, siapa dia, maka jadilah dia di diriku saat situasi
itu.
Semua berawal dari hal yang tidak pernah aku tau. Semua berawal
dari kebingungannku, semua itu yang tidak aku tau dan kebingunganku adalah
akibat dari tuntutan yang selalu di tekankan padaku, aku harus ini dan itu !!
Satu dua tiga empat orang mungkin aku masih mampu memenuhi
mau mereka, tapi aku juga mahluk social (katanya) aku terus menambah jumlah
mahluk sejenis untuk hidup disekitarku. Aku terus berjalan kedepan, dan aku tau
lama-lama banyak keinginan yang bertentangan. A tidak sama dengan E dan A dan E
tidak sama dengan G. bagaimana memenuhi “harus” dari mereka??
Perjalanan itu membuat aku belajar menjadi orang yang lebih
seperti air diatas daunt alas, aku lebih mengikuti situasinya, bila situasi
baru maka aku menguji situasi tersebut agar aku bisa menentukan “saat ini aku
harus jadi siapa??”
Yah, karakter ini disenangi “mereka” dan lama kelamaan aku
menjadi bagian dari “mereka”. Satu dua tiga empat kali aku berhasil memenuhu “harus”
“mereka” berlanjut terus hingga semakin banyak dan aku terus mengasah “To Be
Whom I must be” terus menerus, hingga aku kehilangan.
Kehilangan seorang teman pasti menyakitkan, bagaimana dengan
mengakhiri sejarah seorang teman. Oh, tidak ini sebuah pengakuan, ya inilah aku
sekarang, orang berani mengakui siapa diriku emmmm bukan iniliah aku sekarang
yang berani mengakui sesuatu.
Bertahun bersama, dan harus berpipisah, satu hal yang
menjadi pegangannku soal sebuah perpisahaan, yaitu “saat pertama bertemu itu
adalah saat pertama juga untuk mempersiapkan perpisahaan”. Disitu aku menjadi
semakin siap dengan “hay and u will be end in my hand”. Just 4 laugh.
But isn’t joke.
Segala hal berlanjut dan ok, saatnya mengakhiri semua, aku
berpisah dengan “mereka” tapi bukan berarti aku bukan jadi bagian dari mereka. “1st
time join we’ll be 2gether n never n” sparated is the end 4 self history.
Ah…. Bingung aku cerita dari mana n mau sampe mana, tapi
kali ini aku benar-benar membenci diriku sendiri. Sepertinya aku sedang bersiap
untuk mencoba menghentikan sejarah dari diriku. Sepertinya apa yang ada padaku
akan ku cukupkan sampai disini.
Satu hal saja yang kurasakan sekarang, aku kehilangan
keyakinanku, bukan soal “Tuhan”. Tapi keyakinan tetang sesuatu yang lain.
Atu juga yang krasakan sekarang, aku takut. Mungkin mataku
sama dengan mata mereka yang kelajutan dari sejarahnya berakhir di depan
mataku, hanya saja mereka masih bisa memohon dan menangis sedangkan aku hanya
bisa menulis.
This live gonna be so SUCK !!
To be continued…………