Pages

22 Nov 2009

ku menjadi abu dan tertiup bayu

aku sering kali terlelap dalam kenyataan. hingga aku ragu apakah aku ini bermimpi? kini aku memiliki kerinduan yang tak ada duanya terhadap diri-Nya. dimana selama ini aku terdiam dalam kenyataan yang yang membuat aku ingin kenyataan itu menjadi sekedar mimpi saja, tak lebih. setitik haru yang membuat segalanya ini menjadi beku, ketakutan bukan lagi membayangi seperti sebelumnya tapi menjadi pemimpin. aku berada dalam situasi menjekam ditiap jarum detik bergerak. demam ini melanda hinga aku tak lagi bergerak bebasaku seperti kepompong yang gerakku dibatasi oleh serabut sutra yang membuat kau ttetap hidup, walaupun sesungguhnya itu salah.

banyak yang berkata, ikuti kata hati mu, tapi aku bertanya pada diriku, kata hati yang mana???? ini seperti sebuah rantai yang terputus dari jangkar, hanya saja sang jangkar tak tenggelam. rantainya yang menghilang entah kemana. aku menjadi ragu ketika hatiku berkata dia.... dan sisi yang lain berkata dia.... tapi dianya berrbeda. sungguh aku butuh Dia!!!! dimana jalan yang harus aku lalui??? padahal dihadapanku hanya ada semak belukar dan terlihat jelas ada tembok yang menjulang tinggi sebagai pertanda jalan buntu. aku terjebak!!

dibelakanku ada 2 kelompok singa yang siap mencabikku dan memisahkan bagian tubuku.... aku seperti bermain api, sehingga aku terbakar dan menjadi abu. sehingga bayu menghembuskanku. sebuah kenikmatan yang tak terhingga membuat aku terbuai dalam kelamnya kenyataan yang membuat aku terlelap dalam. hingga aku berontak ingin terbangun dari segala kenyataan ini.