Pages

21 Okt 2011

Teman, Sejati dan Semu

Lama sudah aku tidak angkat bicara, apa kabar, sekarang aku jauh lebih baik dari sebelumnya, dan besok juga. ^^ hari ini aku berusaha menyelesaikan skripsiku, yah tapi seperti biasanya aku selalu terjebak dengan satu situasi yang cukup mengganggu, tapi tak apa, jaga ujian juga cukup mebosankan dan menghambat, karena semua itu aku memiliki satu tanggung jawab baru dan sementara yang harus kulakukan.

Dalam jebakan ini aku sudah masuk hari ke 8 dan tinggal sesaat lagi aku aku keluar dari jebakan ini. Semua masalah waktu. Cobaan baru datang slih berganti, tak masalah itu mendewasakan aku, semakin dewasa, konskwensi dari kedewasaanku adalah memiliki wajah yang lebih tuda dari pada usiaku. Hahahahaha itu bukan masalah, karena aku bahagia dengan kedewasaanku. Tak ada yang abadi, begitu juga sebuah masalah tidak akan abadi dalan suatu situasi itu yang baru yang ku pelajari. Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat tiba-tiba menelpon saat aku sedang berjaga, mengawasi adik angkatan melaksanakan ujian. Untung bukan angkatan 11, angkatan 8 dan 9 sebih tertib dalam menjalani ujian maka sama saja dengan bosan. Kebetulan dia telpon dan sedikit mengusir kebosananku, tak kusangka baru kali ini dia telpon dan menangis, kupikir dia sedang dalam masalah yang sangat besar, melebihi ketegaran hatinya.

Seorang kawan yang ku kenal yang slalu bercita-cita menjadi seorang dokter kandungan, orang yang penuh semangat, orang yang penuh keceriaan. Kini berubah sesaat. Hmmm, sedikir terkejut, tapi yang utama adalah dia sedanfg merasa terpuruk dengan konsinya.

Oiya, sebelumnya aku ingin berterimakasih pada Tuhan yang telah membuat dia telepon aku, 2 hal yang bisa kusyukuri saat itu, pertama karena bosanku hilang, kedua karena aku bisa berguna bagi dia, aku mencintai sahabatku, semua sahabatku. Karena mereka yang membuat aku merasa enar-benar memiliki teman. Teman = dukungan, semangat dan harapan, karena bersama teman aku tau aku mampu, karena temanlah yang mendengarkan. Karena dengan berbagi bersama teman bahagia tercipta.

Masuk kembali pada si calon dokter. Sesungguhnya aku tak tau apa yang sedang dia hadapi, tapi setidaknya 1 kata sudah bisa aku rasakan bagaiana rasanya di posisi dia, yaitu menghargai. Yang dalam situasi dia adalah tidak dihargai. Dia yang telah kuceritakan bagai mana aku mengenal dia, hanya dengan tidak dihargai bisa merasa sangat jatuh.

Jadi kupikir dengan menghargai orang lain, kita tau bagaimana seseorang akan menjadi sangat berarti. Tapi yang jadi masalah adalah bagaimana kita tau itu menghargai bila kita tidak pernah merasa tidak dihargai. Ups…. Asumsi…

Yah dia sedikit berkata yang masih sedikit aku ingat, teman-teman yang munafik, yang datang ketika membutuhkan. Hmmm, sebenarnya aku ingin meluruskan ini pada dia, tapi kupikir memang saatnya belum tepat. Biarlah dia memikirnyanya dan bersemangta dulu.

Jadi sebenarnya bagaimana sie kita mengenal orang lain?? Bagaimanakah kita ber interaksi dengan orang lain?? Bukankah semua itu karena ada kebutuhannya. Coba kita melihat diri kita, kita bertemu/mencari seseorang atau kelompok pasti karena kita memiliki pengharapan akan pertemuan itu. Setuju?? Ayo yang setuju langsung comen aja… hehehehe

Yah tapi tetap ada yang disebut dengan “dimanfaakan orang lain” nah istilah ini yang belum aku mengerti. Dalam asumsiku istilah ini akan muncul ketika seseorang yang membutuhkan kita dapat memenuhi pengharapan mereka, tapi kita tidak dapat memenugi pengharapan kita dari mereka. Yang sebenarnya aku memunculkan pernyataan pada si calon dokter yaitu “sesungguhnya teman yang sebenarnya tidak terlihat karena kita terlalu bahagia dengan teman semu kita” ini sebenarnya tanpa dasar. Karena mana teman yang sebenarnya mana yang semu?? Karena semua interaksi berdasar pada kebutuhan / pengharapan. Tapi, lanjutannya “kita terlalu bahagia karena kita merasa dibutuhkan” memiliki dasar yang kuat. Pada dasarnya setiap orang merasa lebih tinggi dr orang lain ketika orang itu dapat membantu orang lain. Soo seperti biasa kita liat diri kita.. kalau kita memiliki kelebihan dr pada orang lain dan bisa menyelesaikan masalah orang lain, kita akan merasa senang. Yah… dengan senang kita senang kita sering lupa dengan teman yang sering membantu kesulitan kita. Ini wajar kok tapi kurang baik.

Intinya dari bahasan ini adalah teman yang sebenarnya tidak akan pernah pergi ketika kita membutuhkan mereka, walau hanya hal kecil yang bisa mereka lakukan untuk kita, jadi hargailah itu. Karena teman sejati tak akan pernah mati dari hati kita. ^^

Ok terus semangat, mintalah bantuan saat dalam kesulitan dan bantulah mereka yang kesulitan tanpa memandang apa yang mereka lakukan pada kita.

JANGAN PERNAH BERKATA TUHAN AKAN MEMBALAS PERBUATAN BURUK ORANG PADA KITA, dengan itu brarti kita lupa pada Tuhan bahwa beliau adalah maha Baik, yang akan selalu mengampuni mereka yang bersalah. Seperti kalimat ini doakanlah : “ampunilah mereka yang bersalah pada kami, karena kami pun mengampuni mereka yang bersalah pada kami.”