Pages

5 Okt 2009

Lelah terasa ketika kesadaran dalam kehampaan.

Dia tinggi diatas dengan keberaniannya dia mendaki puncak tertinggi dari apa yang Dia panjat.

Bersama keberaniannya mendaki, kemurnian, ketulusan dan semangat yang suci menyertainya.

Aku hanya mampu menatapnya dari kejahuan, mencoba tegar dengan telapak tangan di dekat mata, dengan siku tangan yang terus bertahan hingga lantunan kemenangan berhenti bersenandung.

Seiring dengan itu semua, aku menitikkan air mata hingga aku lemas untuk berdiri, serasa kuingin mencium tanah dimana aku berpijak.

21 tahun lebih aku berada dalam kesadaran hampa, kesadaran yang penuh sinetron, kesadaran hiperialistik. Namun, kini ku telah bangun dari tidurku... Sungguh kini kusadari, aku berada dalam bangsaku, Indonesia...